Senin, 06 Februari 2012

Manajemen Logistik Keperawatan



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut.
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit.Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN UMUM
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/ alat-alat.
Logistik adalah bagian dari instansi yang tugasnya adalah menyediakan bahan/ barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional instansi tersebut dalam jumlah, kualitas, dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin. Dalam hal ini perlu dihindari terjadinya over promised interdelivered.
Kegiatan logistik secara umum mempunyai tiga tujuan, yaitu:
è Tujuan operasional adalah agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
è Tujuan keuangan meliputi pengertian bahwa upaya tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya.
è Tujuan pengamanan bermaksud agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai persediaan yang sesungguhnya dapat tercermin didalam system akuntansi.
Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk system logistik, yaitu: (1) struktur lokasi fasilitas; (2) transportasi; (3) persediaan (inventory); (4) komunikasi; (5) penanganan (handling) dan penyimpanan (storage).
Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi dimana logistiklah material mengalir  ke kompleks manufacturing yang sangat luas dari Negara industri, dan produk-produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.
Ciri-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan  dan penyimpanan yang strategis.
Seluruh rangkaian kegiatan ini harus dapat dipantau oleh pimpinan sehingga dapat selalu dijaga dan diarahkan agar selalu berjalan lancer, tidak boros, tepat guna adan berhasil guna yang sebaik-baiknya. Penyimpangan yang mungkin akan terjadi dapat segera diketahui dan dicegah sebelum berkembang terlalu jauh sehingga merugikan. Selanjutnya, upaya penyempurnaan dapat pula senantiasa dilaksanakan sedini mungkin apabila penngawasan dan evaluasi dapat dilaksanakan dengan mudah dan semua informasi yang diperlukan tersedia. 

B.     MANAJEMEN LOGISTIK KEPERAWATAN
è Pengertian
Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Ciri-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis.
Siagian: 1992, menyatakan manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. (Subagya: 1994), sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif. Dalam sistem administrasi manajemen logistik Subagya menyatakan sebagai berikut:
Unsur manajemen: Man                      Money              Material       Machine        Method
Fungsi Logistik:          Fungsi perencanaan   Fungsi penganggaran      Fungsi pengadaan                     Fungsi penyimpanan               Fungsi penyaluran                      Fungsi  penghapusan            Fungsi pengendalian
Fungsi manajemen: Planning                        Organizing                        Actuating                      Controlling                
 





Pelaksanaan manajemen yang baik, maka unsur-unsur manajemen diproses melalui fungsi-fungsi manajemen dan fungsi tersebut merupakan pegangan umum untuk dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistic.

C.    FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK
Manajemen logistik adalah unik karena ia merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistik (lokasi fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, pengurusan dan penyimpanan) telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersial.
Perencanaan
Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut (Mustiksari: 2007):
Penganggaran
Pengendalian (Control)
Pengadaan
Penghapusan
Penyimpanan
Pendistribusian
 







Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu kita bahas satu persatu fungsi logistik tersebut.
Fungsi-fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari:
1.      Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan. Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Pimpinan/Staf
Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas (Subagya: 1994).
                  Pengkajian
Persiapan               Pelaksana
Sasaran
Pengawas
 






Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
·         Rencana jangka panjang (Long range)
·         Rencana jangka menengah (Mid range)
·         Rencana jangka pendek (Short range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:
*      Rencana Pembelian
*      Rencana Rehabilitasi
*      Rencana Dislokasi
*      Rencana Sewa
*      Rencana Pembuatan.
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan pernyataan  sebagai berikut:
Ø  Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat?
Ø  Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah yang tepat?
Ø  Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat?
Ø  Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat?
Ø  Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan orang atau unit yang tepat?
Ø  Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat?
Ø  Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang di ambil benar-benar tepat?

Fungsi perencanaan mencakup aktifitas dalam menetapkan sasaran, pedoman, dan pengukuran penyelenggaraan bidang logistik. Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailering) dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan.
2.      Fungsi penganggaran, merupakan usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang serta jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
3.      Fungsi pengadaan, merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kepada instansi-instansi pelaksana.
4.      Fungsi penyimpanan dan penyaluran, merupan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.
5.      Fungsi pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil barang inventaris.
6.      Fungsi penghapusan, yaitu berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan perkataan lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (assets) karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7.      Fungsi pengendalian, merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk mengawasi dan mengamankan keseluruhan pengelola logistik. Dalam fungsi ini diantaranya terdapat kegiatan pengendalian inventarisasi (inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.

è Pengendalian Logistik Non Medis
Logistik non medis di rumah sakit biasanya merupakan barang kecil dan disebut dengan barang keperluan rumah tangga dari rumah sakit. Jenis-jenisnya antara lain :
1)      Alat tulis kantor
2)      Alat kebersihan
Pembicaraan logistik non medispenting karena hal berikut.
1.      Walaupun terdiri dari barang kecil-kecil, sering murah harganya, tetapi dapat mengangkat nama baik RS, seperti WC tak ada lisol jadi bau.
2.      Terdiri dari berbagai jenis barang yang kecil-kecil yang mudah hilang.
3.      Walaupun terdiri dari barang yang kecil, bila dijumlahkan akan bernilai rupiah yang besar, apalagi dalam jangka waktu yang lama.
Kepentingan tadi biasanya baru akan terasa bila telah terjadi kasus, dan nantinya akan ada saling menyalahkan diantara yang terlibat, untuk menghindari hal ini ada baiknya diatur pengendalian yang sederhana tetapi tepat, sederhana dalam artian tidak rumit birokratis, tetapi cukup mudah diikuti, tepat dalam arti bisa menjamin terjadinya efisiensi.
Mengenal logistic lebih rinci, perlu agar jelas apa yang perlu dikendalikan, kemudian cara permintaan dan pemberian logistik atau prosedur pelaksanaan menjadi jelas. Selanjutnya perlu jelas bagaimana pencatatan pemakaian logistik dan intinya adalah bagaimana pengendalian bisa ditetapkan.
Tentunya pengolahan dengan komputerisasi seperti sistem komputer akuntansi Inventorikan dapat mengendalikan stock secara lebih cepat, tepat dan lengkap. Tetapi dengan manual yang sederhana dapat pula dilakukan.
è Jenis Logistik Non Medis di RS
Secara umum logistik non medis terdiri dari :
1)      Alat tulis kantor
2)      Alat kebersihan
Akan dijelaskan pada table 18 hal-hal yang berhubungan dengan alat tulis kantor, alat kebersihan.

Tabel 18 : Jenis Logistik Non Medis di RS
NO
JENIS
URAIAN
1






2
Alat tulis kantor






Alat kebersihan
Barang-barang yang berhubungan dengan kebutuhan tulis menulis
Seperti : 1. Bolpoint
2. Buku kwarto
3. Kertas
4. Penggaris
Biasanya status tidak dikelompokkan pada jenis ini.

Barang-barang yang berhubungan dengan kebutuhan kebersihan baik alat atau bahan.
Contoh : 1. Kain pel
2. Sabun
3. Lisol
4. Tempat sampah



è Prosedur Logistik Non Medis
Dalam hal prosedur ini tersaji dalm gambar 20 meliputi permintaan dan pemberian barang.
BAGIAN
INSTALASI
RUANGAN
DICATAT
JANJIKAN
KEADAAN BARANG
DIGUNAKAN
PERSETUJUAN
Ka. TU
TIDAK ADA
DIBERIKAN
YANG BEKAS TAK
KEMBALI
KEMBALI YANG
BEKAS
JATAH
ADMINISTRASI
LOGISTIK
DITANDATANGANI
Ka. RUANGAN dll
FORMULIR
PERMINTAAN
KEBUTUHAN


 




                                                                                                  








                                                      
                                     

                                                            




Gambar 20 : Prosedur Logistik Non Medis
Penjelasan dapat dilihat seperti berikut ini:
NO
KELOMPOK
URAIAN
1


2



3


4




5
KEBUTUHAN


PERMINTAAN



ADMINISTRASI
LOGISTIK

PEMBERIAN




PENCATATAN
Ruangan, instalasi atau bagian RS yang membutuhkan barang harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Permintaan ditulis pada formulir permintaan yang telah ditandatangani oleh yang berwenang seperti : Kepala Ruangan, Kepala Instalasi dan lain-lain.
 
Petugas adminstrasi logistik harus memperhatikan keadaan barang di gudang, jatah bila ada dan barang bekas harus sudah kembali.

Bila tidak ada barangnya,maka dijanjikan sesuai kesanggupan. Bila barang bekas tak kembali karena hilang makabaru diberikan setelah ada persetujuan Ka. TU. Hal ini agar menjamin ke hati-hatian.

Pemberian dicatat sesuai pedoman yang ada.

è Pencatatan Logistik Non Medis
Pencatatan logistik penting agar menjamin:
1.      Kejelasan kondisi gudang ( stock )
2.      Kejelasan barang kapan diberikan
3.      Kepada siapa barang diberikan
4.      Berapa banyak yang diperlukan
Pencatatan yang disesuaikan meliputi sebagai berikut:
1.      Buku stock gudang
2.      Buku pemberian barang ( pengeluaran barang )


Kolom-kolom pada buku adalah :
1.      Buku stock gudang
Tabel 19 : Contoh Intervensi
NO
TANGGAL
BARANG MASUK
BARANG KELUAR
NAMA BARANG
JUMLAH
NAMA BARANG
JUMLAH






















































   
2.      Buku pengeluaran barang
Tabel 20 : Contoh catatan pengeluaran barang
NO
TANGGAL
NAMA BARANG
RUANGAN/INSTALASI DLL
JUMLAH



















































Perlu pula tambahan formulir atau buku bantu pada barang-barang yang habis sebelum akhir bulan, hal ini bila pengisian barang dapt dilakukan secara sistem bulanan.
Pelaporan pemakaian dapat dibuat untuk mengetahui :
1)      Pemakaian bulanan baik jenis maupun jumlah barang.
2)      Ruangan/bagian mana yang menggunakan jenis barang tertentu dengan jumlah tertulis.

Kolomnya seperti berikut,
1.      Laporan bulanan pemakaian barang

Tabel 21 : Contoh pengeluaran barang
Jenis barang:
NO
NAMA BARANG
BULAN
KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12





















































































































































































Dalam hal ini untuk jenis barang alat tulis kantor dan kebersihan secara terpisah.
2.      Laporan bulanan pemakai barang

Tabel 22 : Contoh pemberian barang

Jenis barang :                                             Bulan :
NO
NAMA BARANG
RUANGAN
VIP A
KLS III
Instalasi
Dan lain-lain













































Laporan ini berguna untuk :
1)      Pengendalian pemakaian
2)      Perencanaan pembelian bagi pengisian gudang agar tak berlebihan juga tak kekurangan.
3.9.2        Pengendalian Logistik Non Medis
Pengendalian logistik non medis dapat melalui 3 jalan sebagai berikut:
1.      Pengendalian Prosedur
Prosedur yang mengharuskan barang bekas kembali, akan membuat pelaksana lebih telaten juga bila barang bekas ada hilang harus lapor ke Ka. TU. Sehingga akan membuat jera.
2.      Pengendalian Stock Gudang
DEngan pencatatan yang baik dan analisis kecenderungan dapat diketahui dan dipersiapkan stock yang optimal ( tak berlebihan dan tak kekurangan ).
3.      Pengendalian Pemakai
Dengan laporan pemakaian, maka akan diketahui jumlah pemakaian yang besar akan diketahui di bidang/ruangan mana sehingga bisa diselidiki.

D.    PERAN LOGISTIK DI RUMAH SAKIT
Rumah sakit merupakan suatu satuan usaha yang melakkukan kegiatan produksi. Kegiatan produksi rumah sakit adalah produksi jasa tersebut, sehingga yang dimaksudkan dengan  kegiatan logistik disini hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan dalam rangka produksi jasa tersebut dan bukannya manajemen pendistribusian barang jadi.
Pada definisi lama dinyatakan bahwa bagian logistik adalah bagian yang menyediakan habarang dan jasa dalam jumlah, mutu dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Dari segi manajemen modern maka tanggung jawab bagian logistik lebih diperluas yaitu:
1.      Menjaga kegiatan yang dapat memasok material dan jasa secara tidak terputus (uninterrupted).
2.      Mengadakan pembelian inventaris secara bersaing (kompetitif).
3.      Menjadwal investasi barang pada tingkat serendah mungkin.
4.      Mengembangkan sumber pasokan yang dapat dipercaya dan alternatif pasokan lain.
5.      Mengembangkan dan menjaga hubungan baik dengan bagian-bagian lain.
6.      Memantapkan integrasi yang maksimal dengan bagian-bagian lain.
7.      Melatih dan membina pegawai yang kompeten dan termotivasi dengan baik.
Menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang harus disediakan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi: persediaan farmasi, persediaan makanan, persediaan logistik umum dan persediaan teknik.
Sebagai ilustrasi, berikut disampaikan persediaan logistik farmasi. Biaya rutin terbesar di rumah sakit pada umumnya terdapat pada pengadaan persediaan farmasi, yang meliput:
1.      Persediaan obat mencakup: obat-obat esensial, nonesensial, obat-obatan yang cepat, dan obat-obatan yang lama terpakai.
2.      Persediaan bahan kimia mencakup: persediaan untuk kegiatan operasional laboratorium dan produksi farmasi intern, serta kegiatan nonmedis.
3.      Persediaan gas medik, kegiatan pelayanan bagi pasien dikamar bedah, ICU atau ICCU membutuhkan beberapa jenis gas medik.
4.      Peralatan kesehatan, berbagai peralatan yang dibutuhkan bagi kegiatan perawatan maupun kedokteran yang dapat dikelompokkan sebagai barang habis pakai serta barang tahan lama atau peralatan elektronik dan nonelektronik.
Tentu perlu dilakukan inventory control yang bertujuan menciptakan keseimbangan antara persediaan dan permintaan. Karena itu, hasil stock opname harus seimbang dengan permintaan yang didasarkan atas satu kesatuan waktu tertentu, misalnya satu bulan atau dua bulan, atau kurang dari satu tahun.
Pengadaan barang yang dalam sehari-hari disebut juga pembelian, merupakan titik awal dari penngendalian persediaan. Jika titik awal ini sudah tidak tepat, maka pengendalian akan sulit di kontrol.
Pembelian harus menyesuaikan dengan pemakaian, sehingga ada keseimbangan antara pemakaian dan pembelian. Keseimbangan ini tidak hanya antara pembelian dengan pemakaian/ penjualan total, tetapi harus lebih rinci lagi yaitu antara penjualan dan pembelian dari setiap jenis obat. Obat yang laku keras terbeli dalam jumlah relatif banyak daripada obat yang laku lambat.
Dalam pengendalian persediaan terdapat dua jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan total dan keseimbangan komposisi. Keseimbangan total, adalah keseimbangan antara seluruh persediaan dan seluruh permintaan, dengan kata lain antara seluruh pembelian dengan seluruh penjualan secara proporsional.
Manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemantauan persediaan bahan (stock, material, supplies, inventory dan lain-lain) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.
Manajemen logistik, khususnya di lingkungan rumah sakit perlu dilaksanakan secara efisen dn efektif. Dalam arti bahwa segala macam barang, bahan ataupun peralatan harus dapat disediakantepat pada waktu dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup tidak kurang atau lebih, dan yang paling penting adalah ketersediaannya dengan mutu yang memadai.
Sebagai ilustrasi, di RSUP Persahabatan Jakarta (2000), kegiatan logistik dilakukan oleh beberapa unit kerja, yaitu bagian sekretariat dengan subbagian rumah tangga dan perlengkapan yang menangani logistik umum, Instalasi Farmasi yang menangani logistik farmasi serta Instalasi Gizi yang menangani logistik gizi. Dalam SK Menteri Kesehatan RI No.552/Menkes/SK/VI/94 antara lain disebutkan bahwa subbagian rumah tangga dan perlengkapan mempunyai tugas melakukan kegiatan perlengkapan, pergudangan nonmedis serta tata usaha pengadaan barang dan jasa. Sementara itu, salah satu tugas Instalasi Farmasi disebutkan sebagai fasilitas untuk penyimpanan dan penyaluran obat, alat kedokteran, alat perawatan, dan alat kesehatan.
Secara tegas dapat disampaikan bahwa semua bentuk kegiatan di rumah sakit memerlukan pelayanan logistik. Keberhasilan dan mutu pelayanan di rumah sakit memang bergantung dari banyak faktor dan peran logistik merupakan salah satu kunci utama di dalamnya.

E.     PENILAIAN MUTU LOGISTIK RUMAH SAKIT
Mutu pelayanan logistic sendiri diukur dari total biaya yang dikeluarkan dan prestasi yang dicapai. Pengukuran prestasi menyangkut tersedianya (availability) barang, kemampuan (capability) dilihat dari waktu pengantaran da konsistensi, serta mutu (quality) dari usaha. Biaya logistik mempunyai hubungan langsung dengan kebijakan prestasi. Makin tinggi masing-masing prestasi ini, maka semakin tinggi pula total biaya logistiknya. Kunci bagi prestasi logistik yang efektif adalah mengembangkan usaha yang seimbang antara prestasi pelayanan yang diberikan dengan biaya yang dikeluarkan.
Fungsi seorang manajer logistik di rumah sakit utamanya adalah menjamin mutu pelayanan yang baik. Penyediaan barang dalam proses logistik harus dapat memuaskan konsumen, baik karyawan rumah sakit yang membutuhkannya maupun pasien/ masyarakat yang dilayani. Untuk ini diperlukan adanya kualitas manajemen logistik yang baik. Kunci keberhasilan pelayanan logistik dengan kualitas yang baik adalah dengan melakukannya secara baik, secara terus menerus dalam berbagai keadaan dan sedapat mungkin mencapai hasil seperti yang diharapkan. Untuk ini diperlukan tenaga yang terampil, sarana dan prasarana yang baik serta system pengawasan berkala yang memadai.
Karyawan rumah sakit yang menggunakan hasil pelayanan logistik rumah sakit merupakan pihak yang tepat yang amat berperan dalam penilaian hasil pelayanan logistik. Komentar mereka perlu mendapat perhatian seksama, dan perlu pula dilakukan penelitian berkala tentang kualitas pelayanan logistic yang diberikan.
  Koordinasi dan pengaturan waktu merupakan tugas penting yang harus dilakukan dalam pelayanan logistic. Praktis semua kegiatan pelayanan logistik berinteraksi dengan kegiatan lain di rumah sakit. Semua ini membutuhkan koordinasi antara berbagai pelayanan dilingkungan logistik maupun antara logistik dengan pihak lain di rumah sakit. Pengaturan waktu juga memegang peranan amat penting di rumah sakit, karena beberapa hasil tindakan pengobatan yang mungkin menyelamatkan nyawa manusia akan amat bergantung dari waktu ketersediaan pelayanan logistik. Penyediaan bahan logistik yang tepat dan cepat tentu akan amat membantu keberhasilan penanganan pasien.
Keterlambatan pelayanan logistik tentu akan mengakibatkan keterlambatan pelayanan pengobatan pasien, dan bahkan bukan tidak mungkin berakibat fatal. Ketersediaan bahan logistik selama 24 jam penuh sesuai kebutuhan pelayanan merupakan kebutuhan bagi berbagai rumah sakit besar dewasa ini.
Di bidang manajemen, manajer logistik perlu memperhatikan adanya skala prioritas dan penyediaan pelayanan dalam waktu yang tepat. Manajer logistik juga mempunyai peran untuk melakukan perencanaan pengembangan dengan mengidentifikasi kesempatan yang ada, mengevaluasi manfaat bagi pelayanan pasien, penghitungan laba rugi pengembangan, dan penilaian terhadap faktor lingkungan yang terkait. Yang tidak kalah pentingnya adalah pembinaan hubungan antar manusia, mengingat kendati bannyak berhubungan dengana barang, kegiatan logistik sehari-hari pada kenyataannya juga berhubungan dengan berbagai kalangan di rumah sakit.
 

Blog Kesehatan - S1 Keperawatan Copyright © 2012 Flower Garden is Designed by www.upik.tk Flower Image by heldaupik.blogspot.com