Konsep
Dasar Penyakit
Kehamilan adalah suatu proses yang normal
akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi
psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa
bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita
yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu
takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau
mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan
psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal
dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin.
Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai
peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa
Kehamilan
Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi
terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
1.
Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah
peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan)
dan informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk
mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2.
Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya
sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap
bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari
pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi
dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini
adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan
kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3.
Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik
stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas
yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu
tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak,
serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4.
Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati
janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan
dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.
Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
1.
Ibu merasa tidak sehat dan kadang
merasa benci dengan kehamilannya.
2.
Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3.
Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4.
Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5.
Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang
ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita,
tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
Perubahan Psikologis Trimester II
(Periode kesehatan yang baik)
1.
Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2.
Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
3.
Merasakan gerakan anak.
4.
Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5.
Libido meningkat.
6.
Menuntut perhatian untuk cinta.
7.
Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
8.
Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu.
9.
Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan
penuh kewaspadaan)
1.
Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
2.
Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3.
Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4.
Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5.
Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6.
Merasa kehilangan perhatian.
7.
Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8.
Libido menurun.
MASALAH EMOSI SELAMA KEHAMILAN
Prinsip dasar
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya.
Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa
kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa
khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik
antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma – norma
sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan
pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga
ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kegiatan sosial ( keharmonisan,
penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan dari
aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian
persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi
psikologis yang terjadi.:
·
Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi
lebar aspek emosional sehingga perode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.
·
Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah
mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan,
kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang
dikandungannya.
·
Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan
resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional
dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
Masalah
·
Aspek psikologik dan pengaruhnya pola kehidupan keluarga dan tahapan
trimester.
· Gangguan emosional dapat mengganggu
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
· Hambatan asuhan neonatal pasca persalinan.
Penanganan umum
Reaksi cemas
·
Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan,
terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar.
·
Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena
gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik (twitchung, tremor, berdebar-debar,
kaku otot, gelisah dan mudah lelah, insomnia)
·
Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi,
sesak nafas, rasa dingin ditelapak tangan, berkeringat dingin, pusing, rasa
terganjal pada leher).
·
Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang-kadang upaya ini kurang
memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan.
·
Hanya pada pasien dengan reaksi cemas berat, berikan diazepam 3 x 2 mg
per hari.
·
Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau
kekurangan asupan kalori/gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.
Reaksi panik
·
Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode
yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
·
Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging,
jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati atau merasa tidak akan
tergolong lagi.
·
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat
pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat dan takhikardi.
·
Tenangkan secara verbal, sebelum psikoterapi atau medikamentosaa.
Sebaiknya pasien dirawat untuk observasi tehadap reaksi panik ulangan dan
pemberian terapi.
·
Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,
cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
Reaksi
Obsesif-Kompulsif
·
Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan,
rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas,
diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
·
Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang
dikandung atau orang lain.
·
Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi
obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat di rumah sakit atau dalam pengawasan tim medis yang
memadai. Psikoterapi cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status
emosional yang normal.
·
Pada kasus yang berat, beri diazepam 5 mg IV dan observasi ketat.
Depresi berat
·
Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak
bergairah, menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak
dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
·
Penelitian di RS Dr. Sutomo, Surabaya (1990) menunjukkan angka kejadian
Depresi Pascapersalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2 % (persalinan
fisiologis) dan 46,2 % (persalinan patologis).
·
Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri,
tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu
.
·
Gunakan anti depresan Amitryptyline 2 x 10 mg oral.
·
Terapi kejutan listrik (ECT) digunakan apabila psikofarmaka gagal dan
reaksi depresi membahayakan pasien.
Perasaan panik/
gelisah
Berkaitan
dengan kemampuanya untuk menjaga kehamilan sampai saat persalinan sebagai seorang ibu hamil yang baik. Respon-respon
psikologis tersebut terjadi karena ibu merasa bahwa kehamilannya ini merupakan
suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya dan sebagai akibat
yang akan terjadi pada dirinya, sehingga mereka akan bersikap tidak hanya
menolak kehamilannya tetapi juga akan berusaha menggugurkan kehamilannya bahkan
kadang-kadang mencoba bunuh diri.
Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :
• Marah
• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Pilu
• Khawatir
Hal ini biasanya ditandai dengan gejala – gejala :
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
• Senantiasa berfikiran negatif.
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
• Tiba-tiba takut atau gugup.
• Tidak bisa memusatkan perhatian.
• Lebih sering lupa.
• Rasa bingung dan bersalah.
• Makan amat sedikit atau amat banyak.
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
• Senantiasa berfikiran negatif.
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
• Tiba-tiba takut atau gugup.
• Tidak bisa memusatkan perhatian.
• Lebih sering lupa.
• Rasa bingung dan bersalah.
• Makan amat sedikit atau amat banyak.
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
Apabila
kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka
akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan
adanya pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil :
1. Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil :
1. Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.
4. Keluhan sulit tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut :
• Stres
• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut :
• Stres
• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis
KOMPLIKASI EMOSIONAL
Masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan komplikasi selama periode
kehamilan, kelahiran bayi, dan periode pascapartum. Stres psikologis dan fisik
yang terkait dengan kehamilan atau kewajiban baru sebagai ibu dapat juga
mengakibatkan krisis emosional (affonso,1984). Gangguan emosional terutama
mengakibatkan komplikasi kehamilan adalah gangguan mood.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat
ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin chek-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin chek-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5. Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Kesimpulan :
Perubahan dan
adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I, pada kehamilan trimester II,
pada kehamilan trimester III dapat disimpulkan sebagai berikut :
Trimester I
􀂾 Terbuka atau diam-diam.
􀂾 Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.
􀂾 Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik
karena akan menjadi ibu.
􀂾 Antipati karena ada perasaan tidak nyaman
terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan.
􀂾 Perasaan gembira.
􀂾 Ada perasaan cemas karena akan punya
tanggung jawab sebagai ibu.
􀂾 Menerima atau menolak perubahan fisik.
Trimester II
􀂾 Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata.
􀂾 Ibu merasakan adanya pergerakan janin
karenanya ia menerima dan menganggap sebagai bagian dari dirinya.
􀂾 Dorongan seksual dapat meningkat atau
menurun.
􀂾 Mencari perhatian suami.
􀂾 Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan
bayinya.
􀂾 Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai
mempersiapkan perlengkapan bayinya.
􀂾 Perasaan cenderung lebih stabil.
Trimester III
􀂾 Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat
oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.
􀂾 Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan
takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
􀂾 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan
takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
􀂾 Adanya perasaan tidak nyaman.
􀂾 Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau
frustasi terhadap persalinan.
􀂾 Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi
persalinan.
Asuhan Keperawatan
Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku
Proses Keperawatan
1.
Pengkajian
·
Riwayat Obstetri
Memberikan
informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat
menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri
meliputi hal-hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia
gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan,
tempat persalinan, dan penolong persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes,
hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
·
Riwayat Kontrasepsi
Beberapa
bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
·
Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis
(menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa
berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur
infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
·
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik
(berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia
sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan
imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus),
seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan
ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis,
penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi
dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti
kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti
kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko
penyakit.
m. Riwayat keluarga.
Memberikan
informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti
tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
n. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk
menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah
genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain
dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan
dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan
janin, terulama risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif.
Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan
kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
1). Tekanan darah
Posisi
pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi
tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk
dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan
tekanan darah yang didapatkan.
2). Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per
menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi.
Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak
jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.
3). Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar
antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan
atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris,
dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
4). Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C.
Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
·
Bendungan vena
Pemeriksaan
sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa
berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai,
vulva, dan rektum.
·
Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari
pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke
ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema
pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari
hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
1). Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa
terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung
dan tungkai.
2). Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai
data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm
ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan,
hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
3). Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan
untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
4). Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu
dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d. Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan
refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya
komplikasi kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu
dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f. Sistem endokrin
Pada trimester
kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan
hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
·
Mulut
Membran mukosa
berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna
kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan
hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi
secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu
terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk
melakukan perawatan gigi.
·
Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising
usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan
bising usus terjadi bila menderita diare.
h. Sistem Urinarius
·
Protein
Protein
seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini
menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi
pada kehamilan.
·
Glukosa
Glukosa dalam
jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa
dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
·
Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
·
Bakteri
Peningkatan
bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi
pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1). Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi
puling, dan pengeluaran kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris
pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2).
Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada
perineum.
3). Organ reproduksi
internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang
menjadi ibu :
1. Taking On
Seorang
wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan
melakukan peran ibu.
2. Taking In
Seorang
wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan
3. Letting Go
Wanita
mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan
pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui
seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester
pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan
selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan
merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain
atau dirahasiakannya.
Para
wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan,
khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan
fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan
pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal
ini sangat menggangu. Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan
oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
Perubahan dan adaptasi psikologis pada
kehamilan trimester II
1. Pembagian perubahan psikologis pada
trimester II
Trimester
kedua dapat dibagi menjadi dua fase; prequickeckening (sebelum adanya
pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya
pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada
penjelasan berikut :
A. Fase prequickening
Selama
akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu
hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya
yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala
hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia
mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima
segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia
menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak
terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya.
Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang
mengembangkan identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian
kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya)
menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini
memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya
sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan
selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan.
B. Fase postquickening
Setelah
ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan
muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran
baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan
peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama
kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus
membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita
multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan
anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk
sementara pada proses persalinan. Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu
membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal
ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi
tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin
(kecuali beberapa suku yang menganut sistem patrilineal/matrilineal).
Perubahan dan adaptasi psikologi pada
kehamilan trimester III
Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu -
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut
kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga
akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak
ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih
karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga sering kali disebut periode
menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran
bayi. Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang
akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan
dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif
untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga
tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan
mirip siapa.
Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil :
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .
• Senantiasa berfikiran negatif.
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
• Tiba-tiba takut atau gugup.
• Tidak bisa memusatkan perhatian.
• Lebih sering lupa
• Rasa bingung dan bersalah.
• Makan amat sedikit atau amat banyak.
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .
• Senantiasa berfikiran negatif.
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
• Tiba-tiba takut atau gugup.
• Tidak bisa memusatkan perhatian.
• Lebih sering lupa
• Rasa bingung dan bersalah.
• Makan amat sedikit atau amat banyak.
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
Diagnosa keperawatan
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Evaluasi /
Kriteria Hasil
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Gangguan citra
tubuh b.d perubahan penampilan.
Ketakutan b.d
ketidakbiasaan
Gangguan pola
tidur b.d faktor psikologis
Ansietas b.d
ancaman terhadap konsep diri atau status peran sekunder akibat kehamilan
Disfungsi seksual
b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh
|
1. Terima persepsi diri klien dan berikan
jaminan bahwa ia dapat mengatasi krisis ini.
2. Dorong klien melakukan perawatan diri.
3. Kaji kesiapan klien, kemudian libatkan
klien dalam pengambilan keputusan tentang perawatan bila memungkinkan.
4. Berikan kesempatan kepada klien untuk
menyetakan perasaan tentang citra tubuhnya.
5.
Bimbing dan kuatkan fokus klien pada aspek-aspek
positif dari penampilannya dan upayanya dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan citra tubuhnya.
1. Berikan informasi sesuai tingkat pemahaman
atau penerimaan klien .
2. Orientasikan klien ke lingkungan sekitar.
3. Orientasikan keluarga pada kebutuhan khusus
klien dan izinkan anggota keluarga berpartisipasi dalam memberikan perawatan.
4. Atur anggota keluarga untuk tinggal
bersanma klien.
1. Berikan kesempatan klien untuk
mendiskusikan keluhan yang mungkin menghalangi tidur.
2. Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang
memungkinkan pasien tidur tanpa terganggu selama beberapa jam.
3. Berikan bantuan tidur, kepada klien,
seperti bantal, mandi sebelum tidur, makanan atau minuman, dan bahan bacaan.
4. Ciptakan lingkungan tenang yang kondusif
untuk tidur.
5. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien
tentang teknik relaksasi.
1. Kaji tingkat ansietas (ringan, sedang,
berat, panik).
2. Beri kenyamanan dan ketentraman hati pada
klien.
3. Singkirkan stimulasi yang berlebihan.
1. Sediakan lingkungan yang tidak mengancam,
dan dorong klien untuk bertanya tentang seksualitas pribadi.
2. Berikan kesempatan klien mengungkapkan
perasaan secara terbuka dalam lingkungan yang tidak mengancam.
3. Anjurkan klien untuk mendiskusikan
keluhannya dengan suami atau istri atau pasangan.
4. Berikan
dukungan untuk suami atau istri atau pasangan
|
1. Untuk memvalidasi perasaannya.
2. Untuk meningkatkan rasa kemandirian dan
kontrol.
3. Keterlibatan dapat memberikan rasa kontrol
dan meningkatkan harga diri.
4. Agar klien dapat mengungkapkan keluhannya
dan memperbaiki kesalahpahaman.
5. Untuk mendukung adaptasi dan kemajuan yang
berkelanjutan
1. Untuk mengurangi ansietas klien dan
meningkatkan kerja sama.
2.
Untuk berorientasi terhadap waktu, tempat, orang, kejadian.
3.
Tindakan ini dapat membantu memberikan dukungan yang efektif.
4. Untuk membantu klien mengurangi
ketakutannya.
1. Mendengar aktif dapat membantu menentukan
penyebab kesulitan tidur.
2. Tindakan ini
memungkinkan asuhan keperawatan yang konsisten dan memberikan waktu untuk
tidur tanpa terganggu.
3. Susu dan beberapa
kudapan tinggi protein, seperti keju dan kacang, higiene pribadi secara
rutin, yang dapat mempermudah tidur.
4. Tindakan ini
dapat mendorong istirahat dan tidur.
5. Upaya
relaksasi yang bertujuan biasanya dapat membantu meningkatkan tidur.
1. Untuk
mengurangi tingkat kecemasan.
2. Untuk
mengurangi rasa khawatir klien.
3. Agar klien
menjadi lebih tenang.
1. Tindakan ini mendorong klien untuk bertanya
tentang hal khusus yang berkaitan dengan keadaan saat ini.
2. Tindakan ini
meningkatkan komunikasi dan pemahaman diantara klien dan pemberi asuhan.
3. Untuk berbagi
keluhan dan memperkuat hubungan
4.
Mengkomunikasikan keluhan perhatian dan penerimaan
|
·
Klien menerima
perubahan citra tubuh
·
Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan
dalam pengambilan keputusan tentang perawatan.
·
Klien mengkomunikasikan perasaan terhadap perubahan
citra tubuh.
·
Klien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya
sendiri.
·
Klien dapat mengidentifikasi sumber-sumber ketakutan.
·
Klien mengungkapkan rasa nyaman dengan lingkungan
sekitarnya.
·
Klien tidak memperlihatkan tanda-tanda fisik atau
gejala-gejala ketakutan.
·
Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
menghalangi atau mengganggu tidur.
·
Klien dapat tidur beberapa jam dimalam hari.
·
Klien dapat mengungkapkan perasaan cukup beristirahat.
·
Klien tidak menunjukkan tanda-tanda fisik deprivasi
tidur.
·
Klien tidak menunjukkan gejala perilaku yang berkaitan
dengan tidur, seperti gelisah.
·
Klien melakukan latihan relaksasi sebelum tidur.
·
Ansietas berkurang, dibuktikan dengan menunjukan
keterampilan interaksi sosial yang efektif.
·
Menunjukkan kontrol ansietas, seperti : mempertahankan
penampilan peran.
·
Meneruskan aktivitas yang dibuthkan meskipun ada
kecemasan.
·
Klien mengakui adanya masalah atau kemungkinan masalah
dalam fungsi seksual
·
Klien menyatakan perasaan mengenai perubahan
seksualitas
·
Klien mengungkapkan pemahaman mengenai penyebab
disfungsi seksual.
·
Klien mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan
konseling.
|