Jumat, 16 Desember 2011

AsKep Perikondritis




BAB I
KONSEP DASAR PERIKONDRITIS

A.           Pengertian Perikondritis
            Perikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar (1,2). Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga (1,3,4). Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma(2). Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul di antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya.
B.              Etiologi
          Luka akibat terbakar aurikel adalah faktor predisposisi yang paling sering, sehingga 25% dapat terjadi infeksi. Baru-baru ini juga didapatkan peningkatan infeksi yang disebabkan oleh tindik telinga.(5). Karena menindik telinga sekarang sebagian dilakukan di pinna, suatu daerah yang melibatkan porsi kartilago dari aurikel, dapat memberi resiko yang besar untuk terjadinya perikondritis. Infeksi dari Pseudomonas dapat menyebabkan deformitas kosmetik yang berat.(3). Suatu furunkel yang tidak memadai pengobatannya merupakan sumber agen penyebab yang potensial, seperti mikrokokus jenis virulen (Stafilokokus), Streptokokus, atau Pseudomonas aeruginosa.(1, 6). Infeksi juga dapat dapat terjadi pada saat aspirasi dan insisi hematoma auris. Cedera pada kartilago juga dapat disebabkan oleh frostbite.(3). perikondritis juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari pembedahan seperti mastoidectomi atau komplikasi dari hematoma atau otitis eksterna yang disebabkan oleh berenang di air yang terkontaminasi.
C.                Patofisiologi
·         Trauma            : Laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengaja pada pembedahan telinga, memar.
·         Radang            : Furunkel dengan pengobatan yang tidak adekuat
Infiltrasi perikondrium è supurasi è nekrosis tulang rawan
dapat terjadi deformitas daun telinga
D.  Tanda dan Gejala
            Penderita penyakit ini biasanya mengeluhkan daun telinga yang membengkak, merah, panas, terasa nyeri, jika ditekan terasa sakit. Pembengkakan daun telinga itu menjalar ke bagian belakang daun telinga sehingga sangat menonjol.     
E.               Pemeriksaan Penunjang
-          Pemeriksaan penunjang perikondritis dapat dilakukan biopsi pada lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar..
-          Pemeriksaan darah dapat menunjukkan infeksi okultisme
-          Tes darah ( CBC count, WBC count untuk mencari infeksi, sickle cell anemia, studi fungsi tiroid dan antibody untuk tiroiditis
F.               Komplikasi
            Akibat perikondritis dapat terjadi deformitas aurikula yang nyata. Dapat terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut (cauliflower ear).


G.              Penatalaksanaan Medik
            Berikan antibiotik parenteral dan pengobatan topikal untuk infeksi kanalis penyerta. Pilihan obat disesuaikan dengan hasil biakan atau petunjuk lain mengenai organisme yang terlibat. Bila kondisi ini tampaknya meluas dan terdapat adanya bukti-bukti adanya cairan di bawah perikondrium, terdapat indikasi untuk mengeluarkan cairan. Karena tulang rawan tidak memiliki suplai darah langsung bila dipisahkan dari perikondrium, maka dapat terjadi nekrosis tulang rawan. Dengan demikian, tulang rawan yang nekrosis perlu dieksisi dan drainase dipertahankan.
Diagnosis
Diagnosis Perikondritis seringkali ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosisnya mudah, bagian aurikula yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa panas, dan sangat nyeri tekan. Mungkin terjadi perubahan bentuk yang abnormal pada telinga. Riwayat trauma pada telinga penting untuk mendiagnosis Perikondritis atau Kondritis, karena keduanya merupakan hasil dari luka pada kartilago. Diagnosa Perikondritis tidak akan keliru dengan lepra pada aurikula yang menyebabkan inflamasi dan perubahan bentuk yang kronik dan dapat didiagnosis dengan biopsy.
Diagnosis Banding
Penyakit lain dimana Perikondritis menjadi alternatif diagnosis termasuk pada penyakit Polikondritis Berulang. Penyakit kedua yang mirip dengan perikondritis adalah Erisipelas.
Polikondritis Berulang
Penyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan dan destruksi tulang rawan. Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata, melibatkan hidung dan telinga pada 80-90% kasus. Deformitas aurikula menyerupai suatu perikondritis akut yang infeksius atau suatu telinga bunga kol (cauliflower ear) yang meradang. Hilangnya tulang rawan menyebabkan telinga menjadi “lemas” dan timbul deformitas hidung pelana. Peradangan yang bergantian pada kedua telinga (tanpa sebab predisposisi) atau adanya demam memberi kesan gangguan ini. Dapat ditemukan tinitus dan vertigo, demikian pula kehilangan pendengaran akibat kolaps meatus akustikus eksternus. Bila laring, trakea dan bronkus ikut terlibat dapat berakibat suara menjadi serak dan bahkan kematian akibat kolaps dinding laringotrakea dan bronkus.
Aktivitas penyakit berfluktuasi dan prognosisnya tak dapat diramalkan. Dapat berupa serangan tunggal atau dapat pula serangan berulang selama-bertahun-tahun. Pengobatan berupa salisilat dan steroid pada serangan akut, meskipun terdapat kontroversi mengenai pemberian steroid. Dapson telah digunakan untuk mencegah serangan ulangan. Struktur-struktur yang terserang harus dilindungi dari trauma.1
Erisipelas
Erisipelas adalah infeksi pada dermis yang disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus Grup A yang memberikan gejala berupa nyeri, eritema, bengkak, keras, dan panas. Eritema dan pembengkakan tidak mengikuti batas anatomis tapi berbatas tegas. Gejala sistemik berupa demam dan malaise juga dapat ditemukan. Infeksi ini diobati dengan penisilin oral, karena penyakit ini berjalan dengan progresif dan berpotensi mengurangi kualitas hidup, penanganan dibutuhkan sedini mungkin.

Panorex imaging Panorex imaging





BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PERIKONDIDIS
A.   Pengkajian Fokus
1.    Anamnesis
-          Aurikula Bengkak, Nyeri, Merah
-          Kadang dapat disertai demam
.
2.    Pemeriksaan
a.       Kriteria dx : edema luas aurikula, hyperemia, panas, nyeri palpasi
b.      Suhu tubuh meningkat
c.       Supuratif è fluktuasi
d.      Nekrosis è deformitas
e.       Pembesaran KGB regional
f.       Lekosit meningkat
.          
B.  Diagnosis Keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2.      Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya
3.      Kurang pengetahuan berhubunagn dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan


C.  Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosis keperawatan
Tujuan dan kreteria hasil
Intervensi
Rasional
Nyeri b/d proses inflamasi
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang
Kriteria hasil :
-          Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.

1.      Kaji tingkat nyeri ssi skala nyeri
Memberi info untuk mengkaji respon terhadap intervensi
2.      Kaji dan catat respon pasien terhadap intervensi

membantu dalam memberi intervensi selanjutnya
3.      Kolaborasi beri preparat analgetik
mengurangi nyeri
4.      Memasang sumbu bila kanalis auditorius mengalami edema
untuk menjaga kanalis tetap terbuka

Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kreteria hasil
Intervensi
Rasional
Ansietas b/d kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya
Tujuan : mengurangi ansietas
Kriteria Hasil :
-          Klien tidak menampakkan tanda- tanda gelisah
-          Klien terlihat tenang
Dengarkan dgn cermat apa yg dikatakan klien tentang penyakit dan tindakannya
mendengar memungkinkan deteksi dan koreksi mengenai kesalahpahaman dan kesalahan informasi
Berikan penjelasan singkat ttg organisme penyebab; sasarn penaganan; jadwal tindak lanjut
pengetahuan ttg diagnosa spesifik dan tindakan dapat meningkatkan kepatuhan
Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan berdiskusi
pertanyaan klien menandakan masalah yg perlu diklarifikasi


Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan
Kreteria hasil :
-          Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami
-          Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk kesiapan belajar
1.      Kaji tingkat pengetahuan pasien.

Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan pasien tentang penyakitnya serta indikator dalam melakukan intervensi
2.      Berikan informasi pada pasien tentang perjalanan penyakitnya.

Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan
3.      Berikan penjelasan pada pasien tentang setiap tindakan keperawatan yang diberikan
Mengurangi tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan kerjasama dalam mendukung program terapi yang diberikan















Daftar Pustaka

1.       Boies L.R. Perikondritis. In : Adams G.L., Boies L.R., Higler P.A. Penyakit Telinga Luar, Boies Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of Otolaryngology). Edisi 6. Minnesota : Penerbit Buku Kedokteran; 1997. P.81.
2.       Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar. In : Soepardi E.A., Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorok Kepala Leher. Edisi 5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2004. P.45.

 

Blog Kesehatan - S1 Keperawatan Copyright © 2012 Flower Garden is Designed by www.upik.tk Flower Image by heldaupik.blogspot.com